BERITAKULIAH.COM, Dukuh Krandon — Kelompok remaja Rifaiyah Al-Himmah di Dukuh Krandon yang menjadi penggerak kegiatan kajian Kitab Ri’ayah al-Himmah sebagai upaya penguatan karakter Islami.
Di tengah-tengah tantangan moral dan etika masyarakat yang semakin kompleks pada masyarakat modern, Sangat penting dalam membangun karakter Islami untuk membentuk generasi yang berakhlak. Membaca kitab tradisional juga dikenal sebagai kitab kuning tetap menjadi salah satu cara paling efektif untuk menanamkan nilai-nilai religius di kalangan umat Islam, terutama di komunitas religius.
Masyarakat di Dukuh Krandon Desa Donorejo memiliki tradisi keagamaan yang kuat dan terus melestarikan kajian kitab kuning. Pembacaan dan studi Kitab Ri’ayah al-Himmah adalah salah satu tugas rutin yang dilakukan di desa ini. Kegiatan ini tidak hanya membantu orang belajar tentang agama mereka, tetapi juga membantu masyarakat memahami nilai-nilai karakter Islami.
Strategi penting untuk membimbing warga dalam meningkatkan kesadaran spiritual, memperbaiki akhlak, dan menjaga kualitas ibadah adalah praktik kajian Ri’ayah al-Himmah. Oleh karena itu, penelitian ini memainkan peran penting dalam mempertahankan karakter religius masyarakat Desa Donorejo.
salah satu masyarakat dukuh krandon, ibu Nur, mengatakan “Sejak para remaja di Dukuh Krandon rutin mengikuti kajian Kitab Ri’ayah al-Himmah, saya melihat perubahan yang sangat nyata. Mereka lebih disiplin, lebih sopan dalam bertutur, dan lebih peka terhadap ibadah. Kitab ini bukan hanya dipelajari, tapi benar-benar diamalkan dalam keseharian mereka.”
Untuk memahami bagaimana kajian kitab ini membantu meningkatkan karakter, kita harus memahami apa itu riayah. Ri’ayah dalam bahasa Islam berarti menjaga, memelihara, dan merawat semua aspek kehidupan seorang hamba, termasuk niat, ibadah, amal perbuatan, kondisi batin, dan manajemen waktu.
Menurut (Sahrodin 2019), pendidikan agama memiliki fungsi strategis dalam membentuk karakter dengan mengajarkan akidah, ibadah, akhlak, dan fiqih. Nilai-nilai karakter Islami juga sangat penting pada era digital sebagai benteng moral untuk menghadapi gempuran teknologi dan perubahan sosial yang cepat (Rahayu et al. 2023) Dalam kitab Riayah Al-Himmah, ajaran akhlak mengatakan bahwa pembinaan karakter dimulai dengan pengenalan sifat-sifat terpuji (akhlāq al-mahmūdah) dan penghindaran sifat-sifat tercela (akhlāq al-madzmūm). bait nadzam berikut menegaskan hal ini:
Bab ikilah nyataaken tinemune
‘ilmu tashowwuf kang diwajibaken ngupayane
Uga wajib dingamal null sekuasane
Ingatase mukallaf arep ngaweruhi ngilmune
Setengah sifat kang pinuji dene saringat
Lan sifat kang cinelo ning ati maksiat
Utawi pertelane setengahe sifat
Kang pinuji dene syara’ manfaat
Yaiku wolong perkoro iki wilangane
Zuhud qana’ah sabar tawakal atine
Mujahidah ridha syukur ikhlas nejane
khouf mahabbah ma’rifat kawengku ma’nane
Utawi pertelane setengah sifat kang cineol
Dene syara’ kang ana ati dadi ala
Yaiku wolong perkoro ikilah pertelane
habbu al-dunya tama’ ittiba
’al-hawa ketula ‘ujub riya
takabbur hasud sum’ah
iku beso’ artine ugo kawinarah
In sya allah kelawan tulung allah
serta berkat nabi Muhammad rasul kalenggah
Utawi ma’nane pertelane sifat
Kang pinuji ingdalem syara’ mangfa’at
Ikilah ne’ faham sekadar hajah
Ugo pitulunge allah kang luwih kahimmah
Bait-bait ini menunjukkan bahwa kitab Ri’ayah al-Himmah menekankan pendidikan karakter melalui pemahaman akhlak terpuji seperti zuhud, qana’ah, sabar, tawakal, mujahadah, ridha, syukur, dan ikhlas, serta peringatan keras terhadap sifat-sifat buruk seperti cinta dunia yang berlebihan, tamak, mengikuti hawa nafsu, ujub, riya’, takabbur, hasud, dan sum’ah.
Untuk memperkuat penguatan karakter Islami, para remaja Al-Himmah di Dukuh Krandon juga mengadakan kegiatan rutin setiap malam Jumat yang diselenggarakan di mushola setempat. Kegiatan ini berisi kajian Kitab Ri‘ayah al-Himmah, pembacaan wirid, serta diskusi nilai-nilai akhlak yang relevan dengan kehidupan remaja masa kini. Antusiasme ini juga mendapat dukungan dari berbagai kalangan masyarakat.
Menurut ibu Ana, ketua Himmah Rifaiyah“Remaja di sini jadi lebih terarah setelah rutinan kajian malam Jumat. Mereka tidak hanya belajar teori agama, tapi juga mempraktikkannya dalam sikap sehari-hari.”
Hal ini senada yang disampaikan oleh ibu Hj. Raisah, tokoh muslimah Dukuh Krandon menyatakan “Ri’ayah al-Himmah adalah kitab yang sangat penting untuk membentuk karakter. Di dalamnya ada tuntunan tentang menjaga niat, menghindari sifat buruk, dan menguatkan akhlak terpuji. Saya bersyukur para remaja di sini semangat mempelajari kitab ini. Inilah yang akan menjaga moral dan akhlak mereka di tengah tantangan zaman sekarang.”

“Suasana kajian rutin masyarakat Desa Donorejo yang diikuti oleh jamaah perempuan Rifaiyah dengan penuh antusias. Kegiatan ini menjadi bagian penting dalam pembinaan akhlak dan penguatan karakter Islami melalui kajian Kitab Ri’ayah al-Himmah.”
Nilai-nilai karakter islami dalam kitab Riayah Al-Himmah, meliputi:
1. Keikhlasan dalam beramal
salah satu bait penting dalam kitab ini menyebutkan:
“Al-himmah muhafazhatu al-niyyah”
Kesungguhan (Himmah) adalah menjaga niat
Pesan ini menunjukkan bahwa kebersihan niat menjadi fondasi utama setiap amal. Nilai ini sejalan dengan konsep keikhlasan sebagai salah satu pilar karakter Islami yang dijelaskan oleh (Rahman Hakim, Hasanah, and Samsul Arifin 2025) , bahwa keikhlasan merupakan karakter universal yang harus ditanamkan melalui pendidikan agama.
2. Disiplin waktu
“Man hafizha waqtahu faqad hafizha dinahu”
Siapa yang menjaga waktunya maka maka akan terjaga agamanya
Kitab ini mengajarkan bahwa manajemen waktu bukan sekadar urusan produktivitas, tetapi merupakan bentuk ketaatan kepada Allah. Nilai ketaatan dan kedisiplinan waktu ini menjadi karakter penting yang harus dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Larangan hidup dalam kelalaian
“La taqdi ‘umraka fi ghaflah”
Janganlah engkau menhabiskan hidup dalam kelalaian
Pesan ini sangat relevan dengan kondisi generasi muda saat ini yang menghadapi distraksi digital tinggi (Alfani et al. 2024) menegaskan bahwa pendidikan karakter digital sangat diperlukan agar masyarakat tidak terjebak dalam pola hidup yang abai terhadap nilai-nilai spiritual dan moral.
Referensi
Alfani, Moch Farich, Muh Syamsuddin, Rizki Isma Wulandari, and Shaleh. 2024. “Character Education Values in Introduction to Islamic Studies: A Transformative Scholarly Paradigm: Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Kajian Pengantar Studi Islam: Paradigma Keilmuan Transformatif.” Edulab: Majalah Ilmiah Laboratorium Pendidikan 9 (1): 87–103. https://ejournal.uin-suka.ac.id/tarbiyah/edulab/article/view/7663.
Rahayu, Windi, Alda Zukri, Arbain Maimunah, Dinda Mayang Sari, Raudatul Jannah, and Muhammad Ikhlas. 2023. “Character Education in Islamic Education : Strengthening” 8 (2). doi: https://doi.org/10.22515/attarbawi.v8i2.7498.
Rahman Hakim, Arif, Aan Hasanah, and Bambang Samsul Arifin. 2025. “Urgensi Pendidikan Karakter Perspektif Pendidikan Islam.” Al Fikri: Jurnal Studi Dan Penelitian Pendidikan Islam 8 (1): 77. http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/fikri/index.
Sahrodin. 2019. “Pendidikan Karakter Melalui Pendidikan Agama Islam.” Jurnal Mubtadiin 2 (2): 151–59.
Penulis: Nailil Muna, Mahasiswi Fakultas Tarbiyah dan ilmu keguruan, Universitas Islam Negeri K.H Abdurrahman Wahid Pekalongan













