Berita  

Tingkat Minat Membaca pada Siswa Kelas XI Teknik Komputer Jaringan dan Farmasi di SMK Mahadhika 4

Avatar photo
Tingkat Minat Membaca pada Siswa Kelas XI Teknik Komputer Jaringan dan Farmasi di SMK Mahadhika 4

Membaca adalah jendela dunia, tetapi apakah jendela ini cukup menarik bagi siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang umumnya lebih fokus pada praktik ketimbang teori? Penelitian terbaru dilakukan pada SMK Mahadhika 4, Jekarta Timur pada 20 November 2024, mengungkapkan fakta menarik di balik minat baca siswa kelas XI jurusan Teknik Komputer Jaringan dan Farmasi. Dengan penelitian ini, dapat diketahui meskipun tantangan literasi masih ada, siswa SMK Mahadhika 4 menunjukkan bahwa membaca bisa menjadi bagian dari kehidupan mereka, terutama jika didukung dengan pendekatan yang tepat. Penelitian ini dilakukan oleh Afifah Aulia Urahman, Alya Fauziyyah, Nadya Nurulivia Afifah, dan Rasya Cesar Anwar, mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Keterampilan Membaca Teknik, di bawah arahan Dr. Siti Ansoriyah, M.Pd. sebagai dosen pembimbing.

Ketertarikan membaca siswa yang dipengaruhi oleh genre dan gaya bacaan. Minat baca siswa sangat dipengaruhi oleh genre dan gaya bacaan. Menurut penelitian, genre komedi menduduki peringkat teratas di kalangan siswa karena dapat menghibur dan mengatasi kebosanan. Selain itu, genre romantis dan fantasi juga menjadi favorit, terutama di kalangan siswa perempuan yang sering membayangkan diri mereka sebagai tokoh utama dalam cerita. Di sisi lain, genre horor dan thriller memberikan sensasi berbeda dengan memacu adrenalin pembaca. 

Namun, siswa SMK Mahadhika 4 tidak hanya menyukai fiksi. Banyak juga yang membaca buku dengan tema pendidikan seperti sejarah, sains, atau psikologi untuk menambah wawasan di luar materi pelajaran sekolah. Faktanya, buku dengan visual menarik, seperti ilustrasi atau gambar, lebih diminatı karena membantu mereka memahami isi bacaan lebih baik.

Bahan bacaan juga mempengaruhi durasi baca siswa. Siswa cenderung membaca lebih lama apabila memiliki bahan bacaan yang mereka senangi. Durasi bacaan siswa beragam, tetapi kebanyakan membaca dalam rentang waktu 30 menit sampai satu jam. Waktu tersebut merupakan waktu yang pas untuk fokus membaca. Namun, sebagian siswa memiliki durasi membaca yang tidak menentu. Hal itu dipengaruhi oleh bahan bacaan dan suasana hati siswa pada saat membaca.

Teknologi sebagai jembatan literasi. Era digital membuka peluang baru bagi siswa untuk membaca melalui berbagai platform daring. Webtoon, Wattpad, dan Twitter menjadi andalan mereka untuk mendapatkan bacaan yang sesuai selera. Webtoon, misalnya, menyediakan komik digital yang mudah diakses dengan cerita beragam, sementara Wattpad adalah gudang cerita fiksi dari berbagai genre. Bahkan, Twitter kını digunakan siswa untuk membaca cerita bersambung dalam format Alternative Universe (AU) yang dikemas seperti percakapan daring.

Meski platform digital populer, buku fisik tetap memiliki tempat di hati beberapa siswa. Buku fisik memberikan sensasi membaca yang berbeda, terutama bagi mereka yang mencari pengalaman lebih mendalam.

Kapan dan bagaimana mereka membaca? Kebiasaan membaca siswa juga menarik untuk diamati. Malam hari menjadi waktu favorit karena malam hari para siswa dapat membaca dalam suasana tenang. Pada suasana yang tenang membantu mereka lebih fokus memahami bacaan. Ada juga siswa yang membaca di waktu luang, seperti saat hujan atau setelah menyelesaikan tugas sekolah, untuk mengusir kebosanan dan mengisi waktu dengan hal yang bermanfaat.

Beberapa siswa mengaku suka membaca sambil mendengarkan musik. Musik tidak hanya meningkatkan fokus tetapi juga menciptakan suasana membaca yang nyaman. Ketika musik sesuai dengan tema bacaan, siswa bahkan merasa lebih larut dalam cerita yang mereka baca. 

Peran perpustakaan dan pentingnya dukungan sekolah. Ruang baca seperti perpustakaan masih menjadi tempat favorit bagi banyak siswa. Suasana perpustakaan yang tenang dan sejuk membuat mereka nyaman berlama-lama di sana. Selain itu, koleksi buku yang jarang ditemukan di tempat lain menjadi daya tarık tersendiri.

Namun, untuk meningkatkan minat baca siswa, perpustakaan perlu terus diperbarui Program literasi, seperti lomba membaca atau klub buku, juga bisa menjadi cara kreatif untuk menghidupkan budaya membaca di kalangan siswa. Guru dan kepala sekolah dapat berperan dengan menyediakan bahan bacaan yang sesuai dengan minal siswa, seperti novel populer atau komik dengan visual menarik.

Dari penelitian yang dilakukan terlihat bahwa minat baca siswa kelas XI Farmasi dan Teknik Komputer Jaringan tergolong cukup tinggi. meskipun bahan bacaan yang dipilih sering kali berupa hiburan, Hal ini menunjukkan potensi besar untuk mengembangkan kebiasaan membaca menjadi lebih produktif. Dengan memberikan akses ke bacaan yang relevan, dan memotivasi siswa melalui teknologi maupun ruang baca fisik, sekolah dapat menciptakan lingkungan literasi yang mendukung perkembangan intelektual siswa.

Membaca bukan hanya tentang memahami kata-kata, tetapi juga membuka wawasan, mengasah imajinasi, dan memperkaya pengalaman. Siswa SMK Mahadhika 4 membuktikan bahwa membaca bisa menjadi kebiasaan yang menyenangkan jika sesuai dengan selera mereka. Kini, tugas kita bersama adalah memastikan bahwa minat baca itu terus tumbuh dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan generasi muda.

Ditulis Oleh :

Afifah Aulia Urahman, Alya Fauziyyah, Nadya Nurulivia Afifah, dan Rasya Cesar Anwar, mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta. Dosen Pembimbing Dr. Siti Ansoriyah, M.Pd.

Editor: Bifanda Ariandhana, Tim BeritaKuliah.com