Polemik Bank Syariah di Indonesia: Minimnya Edukasi Terkait Perbankan Syariah di Indonesia dan Sistem yang Sering Error

Avatar photo

BERITAKULIAH.COM, BEKASI — Pada tahun 2024, total aset keuangan syariah tercatat mencapai Rp 9.927 triliun, setara dengan 45% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Meskipun terjadi penurunan dalam laju pertumbuhannya dari 22% di tahun 2023 menjadi sebesar 11,8% di tahun 2024, sektor ini tetap menunjukkan pertumbuhan positif. Mengawali tahun 2025, pertumbuhan aset keuangan syariah dari seluruh sektor menunjukan tren pertumbuhan yang positif. Per Kuartal I 2025, Market Share keuangan syariah nasional mencapai 25,1% dengan total aset sebesar Rp 9.529,21 triliun.

Namun, ditengah kabar gembira ini, perlu diperhatikan dua faktor terbesar penyebab kurangnya peminat bank syariah di Indonesia, agar kedua faktor ini dapat segera diperbaiki agar pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia bisa lebih dimaksimalkan. Berikut pembahasannya:

Faktor pertama adalah, masih banyak masyarakat yang belum benar-benar memahami perbedaan mendasar antara bank syariah dan bank konvensional. Kurangnya pemahaman ini, menjadi salah satu faktor masyarakat enggan beralih dari bank konvensional ke bank syariah.

Ini juga menjadi salah satu penyebab adanya kesalahan dalam persepsi yang tersebar di masyarakat. Banyak masyarakat yang mengganggap bank syariah tidak lazim digunakan oleh masyarakat non-muslim, padahal bank syariah dapat digunakan oleh seluruh elemen masyarakat tanpa memandang agama emereka.

Diperlukan adanya penyebaran edukasi yang lebih masif terkait produk dan sistem perbankan syariah di Indonesia. dan hal ini adalah tanggung jawab dari semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali. Dari sisi pemerintahan harus membantu dengan menyiapkan regulasi serta akses kemudahan dalam pengembangan produk syariah di Indonesia.

Dimana selanjutnya seluruh PUJK mengaplikasikan hal tersebut dan selalu memberikan literasi keuangan serta keuntungan dan benefit lebih yang bisa diberikan oleh sistem syariah dimana keamanan juga kenyamanan menjadi prioritas utama para nasabah.

Dan kita sebagai masyarakat muslim wajib bangga dan peduli terhadap sistem perekonomian yang diatur oleh agama Islam untuk kepentingan kita sebagai umatnya, dimana setiap peraturan yang sudah di tetapkan tentunya demi kemaslahatan umatnya karna pasti ada manfaat besar dan nilai pahala baik didalamnya.

Kemudian faktor kedua penyebab bank syariah masih kurang diminati adalah karena sistem m-banking yang sering error. Kita semua tahu m-banking Bank Syariah Indonesia pernah mengalami serangan virus Ransomeware pada 18 Desember 2024. Serangan virus ini diklaim mencuri data dan membocorkan sekitar 1,5 terabyte data, termasuk informasi pribadi dari 15 juta nasabah dan 24,437 karyawan BSI. Kejadian ini meninggalkan trust issue bagi sebagian besar nasabah BSI. Banyak dari mereka yang pada akhirnya memilih untuk berpindah dari bank syariah ke bank konvensional yang dikenal memiliki sekuritas yang lebih aman.

Baru-baru ini aplikasi BSI yaitu Byond mengalami gangguan. Pihak bank mengklaim sistem IT mereka kini telah memasuki fase stabilisasi setelah proses upgrade yang dilakukan dalam beberapa waktu terakhir. Corporate Secretary BSI Wisnu Sunandar menyatakan proses peningkatan sistem IT merupakan bagian dari strategi pemeliharaan rutin seiring bertambahnya jumlah nasabah yang kini telah melebihi 21 juta. Gangguan layanan yang terjadi selama beberapa hari terakhir memunculkan pertanyaan tentang kesiapan infrastruktur digital bank BUMN syariah itu dalam mengakomodasi lonjakan transaksi elektronik.

Referensi

Dhanya, D. (2024, Desember 19). Daftar Serangan Ransomeware ke Lembaga Keuangan Indonesia: BI, BSI dan Terbaru BRI. Retrieved from TEMPO.

Nurrahman, A. (2022, April 7). detikFinance. Retrieved from detikFinance: https://finance.detik.com/moneter/d-6020208/terungkap-4-penyebab-bank-syariah-kalah-saing-dengan-konvensional

Shabrina, D. (2025, Februari 12). Sempat Error Berhari-hari, Sistem IT pada Aplikasi Byond dari BSI KJini Diklaim sudah Stabil. Jakarta, Jawa Barat, Jakarta: Tempo.

Penulis: Aulia Hardiyanti Pratiwi, Mahasiswi Universitas Tazkia Jurusan Manajemen Bisnis Syariah 2023

Editor: Erna Fitri, Tim BeritaKuliah.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *