BERITAKULIAH.COM, Semarang — Program magang bukan hanya tentang bekerja, tetapi tentang belajar memahami dunia profesional secara nyata. Hal ini dirasakan oleh tiga mahasiswa Universitas PGRI Semarang, yaitu Shapna Citra Dewi, Nilwa Firda, dan Syakira Kaylavasti Az-Zahra, yang berkesempatan menjalani magang di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda).
Kegiatan magang yang berlangsung selama 22 Juli hingga 14 Oktober 2025 ini menjadi bagian dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), di mana mahasiswa diberikan ruang untuk memperoleh pengalaman kerja sesuai bidang studinya.
Mendalami Dunia Perencanaan di Bidang PPE
Selama magang, Shapna Citra Dewi dan Nilwa Firda ditempatkan di Bidang PPE (Perencanaan, Pengendalian, dan Evaluasi Pembangunan). Di bidang ini, keduanya terlibat langsung dalam penyusunan Renstra (Rencana Strategis), penginputan RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah), serta RPJPD (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah).
Setiap hari mereka berhadapan dengan data, laporan, serta dokumen perencanaan yang menjadi dasar arah kebijakan pemerintah daerah. Melalui proses tersebut, mereka memahami bahwa setiap program pembangunan harus disusun berdasarkan data valid dan analisis yang matang.
“Selama magang di Bidang PPE, saya banyak belajar tentang bagaimana data digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Kami juga ikut dalam kegiatan monitoring dan evaluasi program pembangunan yang ternyata sangat kompleks dan detail,” ujar Shapna Citra Dewi.
Nilwa menambahkan, pengalaman ini memberinya wawasan baru tentang pentingnya koordinasi antarbidang dalam perencanaan. “Kami jadi tahu bahwa perencanaan daerah itu tidak bisa berjalan sendiri. Semua sektor harus saling mendukung agar program berjalan efektif,” tuturnya.

Belajar Administrasi di Bagian Sekretariat
Sementara itu, Syakira Kaylavasti Az-Zahra ditempatkan di Bagian Sekretariat (Sekre). Di bagian ini, ia bertugas membantu kegiatan administratif seperti menyusun surat dinas, mengelola arsip, hingga menyiapkan agenda rapat pimpinan.
Menurut Syakira, bekerja di sekretariat membutuhkan ketelitian tinggi dan kemampuan komunikasi yang baik. “Saya belajar banyak tentang tata naskah dinas dan bagaimana prosedur birokrasi dijalankan. Semua harus sesuai format dan tepat waktu,” ujarnya.
Pengalaman ini membuat Syakira memahami pentingnya peran sekretariat dalam menjaga kelancaran koordinasi antarbidang di lingkungan Bappeda.

Pengalaman yang Membentuk Profesionalisme
Selama lebih dari dua bulan, kegiatan magang ini memberikan pengalaman berharga bagi ketiganya. Mereka tidak hanya belajar tentang teori pembangunan daerah, tetapi juga praktik langsung dalam penyusunan dokumen strategis, pengelolaan administrasi, serta komunikasi profesional.
“Magang ini membuka wawasan kami tentang bagaimana pemerintah daerah menyusun arah pembangunan. Setiap kebijakan ternyata lahir dari proses panjang yang melibatkan analisis data dan koordinasi lintas bidang,” tambah Shapna.
Dengan berakhirnya masa magang pada 14 Oktober 2025, para mahasiswa berharap pengalaman tersebut dapat menjadi bekal berharga untuk karier di masa depan. Mereka juga berharap dapat terus berkontribusi dalam bidang manajemen, kebijakan publik, dan pembangunan berkelanjutan.













